Telinga ini sudah cukup lelah mendengar semua cerita. Bahkan mata ini dengan bodohnya meneteskan air mata.
Melihat saudara-saudaraku yang lain tersakiti. Masih terus berujar sendiri dalam hati, Ah, ini hanya mimpi. Pasti mimpi.
Siapa sih yang mau, saudaranya, menjauh, memburuk, sedang kita dipaksa untuk tidak memedulikannya? Sungguh kepedulian ini karena rasa cinta kami untukmu.
...........
Ah, aku memang bukan siapa-siapa untukmu.
Mungkin hanya doa yang bisa senantiasa terkirim untukmu saudaraku :)
"Memiliki banyak saudara yang senantiasa ada dan peduli, maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan?"
:")
Amat-teramat-rindu-27.
Terlebih pada psdm.
0 orang berkata:
Posting Komentar
orang berkata