Lilypie Kids Birthday tickers

Senin, 20 Januari 2014

Li-bu-ran

Halo! Alhamdulillah 1 semester telah terlewati. Katanya sih semester 1 paling gampang. Hm. Masih butuh banyak adaptasi.
Jadi diem. Masih menerka-nerka bagaimana memosisikan diri. Syedih.

IPK..............alhamdulillah.
Seperti yang aku bilang ke semua orang, "Belum sesuai dengan ekspektasi, tapi alhamdulillah"
Yang selalu dibalas dengan, "Ekspektasinya berapa? 4?"
Aamiin-in aja deh.

Sepusing ini karena sangat sok sibuk di liburan. Iya tau kok banyak yang lebih sibuk iya.
Sampe diketawain Mama saat izin mau keluar.

Masih banyak wacana-wacana, banyak banget. Temen smp. Remas. 1112. Happy Family. Hm.
Tapi berhasil olahraga beberapa kali dengan Afifa-Farah-Asma.......dan Iyo! (yang muncul ketika kita sudah selesai lari). Sempet sepedaan juga sama duo Asma, Asma Hanifah & Asma Rosyidah, di waktu yang berbeda. Senang. Setidaknya olahraga saat liburan bukan wacana. Alhamdulillah.

Masih terus menanamkan untuk berusaha untuk berteman dengan semua orang namun rasanya sulit sekali meninggalkan zona nyaman. Ah.
Masih meneteskan air mata saat menonton video Kiya yang berisi teman-teman SMA. Ah

Berusaha membaca banyak buku di liburan. Jatohnya sampai sekarang cuma baca sekitar 4-5 buku. Itupun kata Ika, "baca sih baca Bon. Tapi lo ngerti gak?" :_)
Entah kenapa jadi lemot di kuliah ini. Sebel.

Liburan yang benar-benar liburan ya cuma pas sama keluarga. Alhamdulillah sempet liburan yang menyenangkannnnnnnnnn sampe rasanya gamau pulang. Sepi. Pantai. Indah. Syenang.

Kangen sama semua orang tapi belum bisa merencanakan waktu untuk bertemu.
Pengen apply macem-macem tapi baru tergopoh2 menyiapkan sekarang. Itupun karena diingatkan Rayna.


HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.

Doa: Jangan sampe darah rendah kambuh. Amin.

Minggu, 19 Januari 2014

Cabik

Tumbuh. Perlahan.
Layaknya bunga-bunga liar di taman.
Tak sengaja tersiram oleh hujan.
Tak sengaja dibantu oleh kupu-kupu.
Kian lama. Kian besar. Kian indah.
Tapi siapa sangka?
Siapa yang sadar?
Sekelibat orang-orang melihat. Namun apa peduli?
Mereka biasa saja melihatnya tumbuh.
Mereka hanya senang membicarakannya. Baik dengan tujuan baik, ataupun buruk.

Tapi saat ada yang benar-benar peduli dan menyadarinya.
Ia pun sesegera mungkin dihilangkan.

Tercabik. Direnggut paksa. Dibuang. Dihancurkan hingga sedemikian rupa.
Sakit?